Aduh...Hewan Di Indonesia yang Sudah Punah...

1.Harimau Bali

Spoiler for Harimau Bali:

Bali Tiger, Panthera tigris balica (1937, Bali island, Indonesia)
Harimau Bali (Panthera tigris balica) adalah subspesies harimau yang sudah punah yang dapat ditemui di pulau Bali, Indonesia. Harimau ini adalah salah satu dari tiga sub-spesies harimau di Indonesia bersama dengan harimau Jawa (juga telah punah) dan harimau Sumatera (spesies terancam)
Harimau ini adalah harimau terkecil dari tiga sub-spesies; harimau terakhir ditembak pada tahun 1925, dan sub-species ini dinyatakan punah pada tanggal 27 September 1937. Karena besar pulau yang kecil, hutan yang terbatas, populasi yang tidak pernah lebih besar dan dianggap tidak ada yang selamat hari ini.
Spesies ini punah karena kehilangan habitat dan diburu



2. Harimau Jawa
Spoiler for java tiger::

Java Tiger, Panthera tigris sondaica (1980s, Java island, Indonesia)
Harimau Jawa adalah jenis harimau yang hidup di pulau Jawa. Harimau ini dinyatakan punah di sekitar tahun 1980-an, akibat perburuan dan perkembangan lahan pertanian yang mengurangi habitat binatang ini secara drastis. Walaupun begitu, ada juga kemungkinan kepunahan ini terjadi di sekitar tahu 1950-an ketika diperkirakan hanya tinggal 25 ekior jenis harimau ini. Terakhir kali ada sinyalemen dari harimau jawa ialah di tahun 1972. Di tahun 1979, ada tanda-tanda bahwa tinggal 3 ekor harimau hidup di pulua Jawa. Walaupun begitu, ada kemungkinan kecil binatang ini belum punah. Di tahun 1990-an ada beberapa laporan tentang keberaadaan hewan ini, walaupun hal ini tidak bisa diverfikasi.
Di akhir abad ke-19, harimau ini masih banyak berkeliaran di pulau Jawa. Di tahun 1940-an, harimau jawa hanya ditemukan di hutan-hutan terpencil. Ada usaha-usaha untuk menyelamatkan harimau ini dengan membuka beberapa taman nasional. Namun, ukuran taman ini terlalu kecil dan mangsa harimau terlalu sedikit. Di tahun 1950-an, ketika populasi harimau Jawa hanya tinggal 25 ekor, kira-kira 13 ekor berada di Taman Nasional Ujung Kulon. Sepuluh tahun kemudian angka ini kian menyusut. Di tahun 1972, hanya ada sekitar 7 harimau yang tinggal di Taman Nasional Meru Betiri. Walaupun taman nasional ini dilindungi, banyak yang membuka lahan pertanian disitu dan membuat harimau jawa semakin terancam dan kemudian diperkirakan punah di tahun 80-an.
Harimau jawa berukuran kecil dibandingkan jenis-jenis harimau lain. Harimau jantan mempunyai berat 100-141 kg dan tingginya kira-kira 2.43 meter. Betina berbobot legih ringan, yaitu 75-115 kg dan sedikit lebih pendek dari jenis jantan.
Di samping harimau jawa, ada dua jenis harimau yang punah di abad ke-20, yaitu Harimau Bali dan Harimau Persia. Secara biologis, harimau jawa mempunyai hubungan sangat dekat dengan harimau bali. Beberapa ahli biologi bahkan menyatakan bahwa mereka adalah satu spesies. Namun, banyak juga yang membantah pernyataan ini




3. Verhoeven's Giant Tree Rat (Papagomys theodorverhoeveni)
Spoiler for Verhoeven's Giant Tree Rat (Papagomys theodorverhoeveni):

Verhoeven's Giant Tree Rat (Papagomys theodorverhoeveni) lived in Indonesia. It was 1996 when it was assessed to be extinct. However, experts believed that it died out before 1500 AD. The species is known only from several subfossil fragments found on Flores Island, Indonesia.

The Verhoeven's giant tree rat is listed as Extinct (EX), there is no reasonable doubt that the last individual has died

4. Tikus hidung panjang Flores
Spoiler for Tikus hidung panjang Flores:

Flores Long-nosed Rat, Paulamys naso (Indonesia)
The Flores Long-nosed Rat (Paulamys naso) was assessed to be extinct in 1996. This species is only to be confirmed to have existed by subfossil fragments. The subfossil fragments were found in Flores Island, Indonesia, so is thought to have previously resided there. It is the only member of the genus
Flores long-nosed rat
Order : Rodentia
Suborder : Sciurognathi
Family : Muridae
Subfamily : Murinae
Species : Paulamys naso
The Flores long-nosed rat is listed as Extinct (EX), there is no reasonable doubt that the last individual has died, on the IUCN Red List of Threatened Species

5. Double-banded Argus Argusianus bipunctatus ( burung argusianus)
Spoiler for Double-banded Argus Argusianus bipunctatus ( burung argusianus):

Double-banded Argus, Argusianus bipunctatus (Indonesia, Malaysia)
A mysterious pheasant, the Double-banded Argus, Argusianus bipunctatus, is known only from the portion of a single primary remix feather. It was described in 1871 from this feather piece, found in a millinery shipment imported to London.
Its origin was hypothesized to be from Java, Indonesia or Tioman Island of Malaysia, because of the Great Argus' absence from these locations. Parkes (1992) vehemently rejected the "species" validity and argued that the Double-banded Argus almost certainly represents a mutant form of the Great Argus. The IUCN, following the precautionary principle, lists this taxon as extinct.



6. Javanese Lapwing Vanellus macropterus
[spoiler="Javanese Lapwing Vanellus macropterus"]
Javanese Lapwing, Vanellus macropterus (Java, Indonesia, mid-20th century)
Officially classified as critically endangered, but as this conspicuous bird has not been recorded since 1940, it is almost certainly extinct.
The Javanese Lapwing, Vanellus macropterus also known as Javanese Wattled Lapwing is (or was) a wader in the lapwing family.
This large, long-legged wader inhabited the marshes and river deltas of Java, and possibly Sumatra and Timor. It was last seen in 1940, and as it was a conspicuous species unlikely to be overlooked, it seems likely that it is extinct. However, following an unconfirmed record in 2002, the previous classification of "Critically Endangered (Possibly extinct)" was revoked, awaiting evaluation of a last thorough survey in 2005/2006.
Spoiler for taksonomi:

Scientific classification
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Aves
Order: Charadriiformes
Family: Charadriidae
Genus: Vanellus
Species: V. macropterus